Lomboknesia- Buku ini memberikan gambaran singkat tentang filsafat, sebagaimana filsafat itu diartikan sebagai suatu pengkajian tentang asal muasal ilmu itu berasal.Buku ini juga mengungkapkan tentang pengertian dasar filsafat epistemologi, Logika, dan metodologi dari masa klasik hingga masa modern secara rasionalisme, Empirisme, positif isme, dan di dalamnya juga menjabarkan beberapa penjabaran yang dikemukakan oleh filsuf Yunani klasik seperti socrates Plato, Aristoteles dan ahli filsafat masa depan seperti Khun, Feyrabemd, Heiegger dan Gadear. Pada buku ini juga membahas positifisme dari tokoh-tokoh positivisme yaitu tokoh positifisme Agustia Comte Dan positifisme logis. di dalamnya juga membahas mengenai paradigma dan pemikiran Thomas samuelson perihal prinsip-prinsip ketidakpadanan dan pluralisme paradigma. dalam buku ini juga membahas perihal hemeutika dan fenomenologi. pada hemiotika dan pneumologi memiliki asumsi dasar yang berbeda di mana berkaitan dengan positivisme metode hemiotika dan phenomenologi yang banyak digunakan dalam kajian sosial budaya kontemporer (modern)
Pada bab ini membahas mengenai hal-hal dasar dalam filsafat yang dimulai dari pembahasan tentang Apa itu filsafat filsafat diartikan sebagai upaya dalam rangka pencarian akan kebijaksanaan atau pencarian pengetahuan yang tidak pernah selesai. di bab ini juga membahas periodisasi filsafat barat yang terdiri dari periodisasi Yunani, periodisasi abad pertengahan, periodisasi modern dan periodisasi postmodern (kontemporer). Pada bab ini juga membahas mengenai cabang filsafat, cara berpikir, dan cara belajar filsafat, metode dalam filsafat, sampai dengan manfaat filsafat. secara umum belajar filsafat yang lebih mendalam akan membentuk kemandirian secara intelektual, membangun sikap, toleransi terhadap perbedaan sudut pandang, dan membebaskan diri dari jeratan dogmatisme.
Buku ini juga membahas tentang epistemologi berdasarkan definisi epistemologi sumber pengetahuan hingga batas dan jenis pengetahuan. secara pembahasan istilah etimologi berasal dari bahasa Yunani yang diartikan epitel dan logos dapat disimpulkan bahwa epistemologi diartikan sebagai teori tentang pengetahuan titik epistemologi pada dasarnya merupakan upaya evaluatif dan kritis tentang pengetahuan (Knowledge) manusia. Hospers mengemukakan bahwa sumber pengetahuan terdiri dari 6 yaitu persepsi atau pengamatan indrawi, memori atau ingatan, akal dan Nalar introspeksi, Intuisi, otoritas, prakognisi, clairvoyance dan telepati.
Buku ini juga membahas tentang filsafat ilmu sebagai ilmu pengetahuan, khususnya lebih membahas tentang perbedaan pengetahuan dan ilmu pengetahuan sekaligus menjelaskan tentang perbedaan pengetahuan sehari-hari dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan diartikan sebagai keseluruhan pemikiran gagasan, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya. Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan jenis pengetahuan yang memiliki ciri dan metode serta sistematika tertentu bab ini juga menjelaskan tentang ciri-ciri dari ilmu pengetahuan dari pandangan tokoh-tokoh seperti Berlingg, Ban Melsen, dan lainnya. Buku ini juga menjelaskan tentang pandangan yang berkaitan tentang ilmu pengetahuan, dilanjutkan dengan pemaparan istilah-istilah penting dalam filsafat ilmu pengetahuan, metode ilmiah dan asumsi-asumsi ilmiah.
Buku ini membahas tentang pemikiran tokoh aliran rasionalisme baik yang hidup di era klasik maupun di era modern. pembahasan rasionalisme di era klasik dibahas oleh beberapa tokoh filsuf seperti Plato sedangkan pada pembahasan rasionalisme di era modern dibahas oleh tokoh filsuf Rene Descrates, Baruch Spinoza, George Wilhelm Fredrich Hegel.. Buku ini membahas beberapa hal tentang rasionalisme yang dipaparkan oleh tokoh-tokoh filosof sama-sama meyakini bahwa bahasa rasio adalah sumber pengetahuan yang utama rasionalisme lebih mengacu pada hal-hal yang bersifat epistemologi. Plato mengungkapkan bahwa realitas yang senantiasa berubah adalah realitas dunia fisik atau fenomena alam, sedangkan realitas yang sempurna terdapat dalam dua idea. Pandangan rasionalisme modern yang dikemukakan oleh Rene Descartes, mengungkapkan bahwa rasionalisme diartikan sebagai upaya untuk mempertimbangkan segala hal yang berada di bawah pertimbangan akal budi (rasio)
Buku ini membahas juga tentang empirisme klasik dan juga empirisme modern. pembahasan akan empirisme klasik diwakilkan oleh beberapa filosof seperti Aristoteles Sedangkan pembahasan empirisme modern dibahas oleh Prancis, Thomas Hobbes, John Locke, dan Barkeley. Pembahasan lain juga ere modern dimasukkan juga ke dalam beberapa tokoh filsuf seperti Roger Bacon yang hidup pada abad pertengahan. dimana mengungkapkan bahwa pemikiran tentang empirisme dari tokoh-tokoh filsuf Roger Bacon juga sama dengan pemikiran dari tokoh-tokoh filsuf yang lainnya titik empirisme berasal dari kata Yunani yang berarti empiria, empiros yang berarti pengalaman.
Buku ini pembahasan kepada positifisme dan positivismelogis pembahasan mengenai positivisme dibahas oleh filosof Auguste Comte, dimana membahas seputar pengaruh positifme sampai dengan pada kelemahan-kelemahan dari positivisme. sedangkan pembahasan tentang positivisme logis membahas beberapa pandangan dan tokoh positivisme logis ajaran pokok positivismelogis pemikiran-pemikiran yang mempengaruhi positivisme logis, yang bisa diukur menggunakan tolak ukur untuk menentukan bahasa ilmiah. istilah positif dimaknai sebagai suatu yang dapat diuji atau diverifikasi oleh setiap orang yang mau membuktikannya. Positifisme Augustie Comte menerima pengetahuan berdasarkan fakta positif yaitu fakta yang terlepas dari kesadaran individu.
Buku ini juga membahas tentang pemikiran-pemikiran paradigma dari tokoh-tokoh Kuhn. Di mana pembahasan pada bab ini lebih kepada pluralisme paradigma yang dihasilkan dari hasil pemikiran Thomas Samuel Khun yang mengungkapkan bahwa pemahaman tentang prinsip ketidaksepadanan dan pluralisme paradigma. Khun mengungkapkan bahwa Paradigma adalah pandangan dasar tentang pokok bahasan ilmu. paradigma berkaitan dengan pendefinisian ilmiah, teori, metode, serta instrumen yang mencakup di dalamnya. Selain itu, pemikiran pun yang telah memberikan sumbangan pemikiran serta pengaruh yang sangat besar bagi positivisme dan epistemologi postmodern dengan pluralisme paradigma ilmiah.
Buku ini membahas tentang kajian hemeutika sebagai bagian dari filsafat yang memiliki asumsi dasar yang berbeda dengan positivisme. Bahassn lagi tentang dasar-dasar pengertian dari hemeutika, secara etimologis, hemiotika berasal dari kata “hemeneuin” Yang memiliki makna bahwa penafsiran atau seni memberikan makna sejarah hemiotika, membahas mengenai hemeutika sebagai pandangan atau paradigma baru dalam filsafat, dan mengenai pemikiran-pemikiran dari tokoh-tokoh filsafat hemeutika
Bagian terakhir buku ini membahas tentang fenomenologi yang memiliki asumsi dasar yang berbeda dengan positifisme. Dimana mengungkapkan secara jelas pengertian dari fenomenologi, dan pemikiran-pemikiran dari tokoh-tokoh fenomenologi. Fenomenologi terbentuk dari kata fenomenom yang berarti “Sesuatu yang menggejala” dan logos berarti “ilmu”. jadi fenomenologi memiliki arti ilmu tentang fenomena pembahasan tentang sesuatu yang menampakkan diri. fenomenologi juga bermakna sebagai ilmu tentang kebermaknaan. dalam pandangan fnomenologi dunia kehidupan adalah semesta dengan tanda-tanda yang memerlukan penafsiran yang tidak akan pernah selesai.
Buku ini memberikan banyak kelebihan yang membantu pembaca dalam memahami tentang filsafat ilmu, yaitu pertama buku ini menggambarkan sejarah akan terjadi dan berkembanganya suatu ilmu yang membawa pemahaman terkait dengan konsep ilmu pengetahuan dan melahirkan konsep dalam memahami konsep filsafat ilmu. Kedua buku ini memberikan banyak pengetahuan dan pemahaman akan perkembangan proses ilmu dan asal muasalnya dalam membangun konsep dalam keilmuan. Dan ketiga Bahasa yang digunakan pada buku ini cukup mudah dipahami dan memberikan banyak hal terkait perkembangan sejarah ilmu pengetahuan dan perkembangannnya.
Selain menggambarkan kelebihan akan buku ini, ada juga beberapa kelemahan pada buku ini, yaitu, pertama belumnya tergambarkan sejarah perkembangan filsafat ilmu dalam pandangan Islam. Kedua belum tergambarnya perkembangan konsep filsafat ilmu pada kondisi kekinian dan juga pada perkembangan ilmu pengetahuan di negeri kita, karena belum menggambarkan perkembangan ilmu dalam konsep filsafat ilmu menurut kondisi dan budaya suatu negara tertetntu, khususnya negara Indonesia.
Disusun Oleh : Nurhasanah
NIM : 230132907215
Prodi: S3 Manajemen Pendidikan Fakutas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang.