Trend Warga Kota Ngumpul Di Warung Kopi Legend di Mataram

- Jurnalis

Selasa, 13 September 2022 - 11:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mataram- Budaya hang out atau kumpul-kumpul saat ini terus menjadi trend di semua kalangan di Pulau Lombok, hingga terkadang tidak perduli dengan waktu karena keasikan ngobrol, kebiasan ini terkadang sudah manjadi agenda yang wajib dilakukan oleh kalangan para pebisnis atau ajang bertemunya para sahabat karib , semua aktivitas itu sekarang banyak di lakukan di kedai-kedai kopi atau kopi shop.

Di kota mataram sendiri banyak Menjamur kopi-kopi shop yang menjual beraneka jenis dan varian untuk menikmati kopi, mulai dari original hingga di kreasikan dengan coklat dan eskrim supaya bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Nah bicara soal kedai kopi salah satunya yang masih mempertahankan khas dari rasa kopi Lombok itu adalah “Kopiturasa” yang terletak di jalan Pejanggik arah pajang kota Mataram, kedai kopi ini merupakan tempat yang bersejarah karena sudah berdiri lama sejak penjajahan Belanda dulu, sehingga tidak jarang banyak orang yang datang ke tempat ini seperti mereka mengenang kembali masa lalu mereka.

Adalah Nanda kresna Jaya yang menjadi kreator tempat ini yang menggabungkan konsep Hotel dengan kedai kopi legendaris.

” Banyak tamu yang datang tiba-tiba melongo karena melihat beberapa furniture tempat ini jadi keinget pernah singgah di tempat ini” tutur Nanda Kresna Jaya Owner

Kedai Kopi di Mataram Yang dibutuhkan untuk sebuah kedai kopi agar tetap bertahan adalah kreativitas pengelola kedai tersebut, pemilik dari kedai kopi ini sendiri selain menjual kopi dan variannya juga menjual kenangan atau tempat tersebut.

Baca Juga :  Refleksi Diri dan Inovasi Kemenkumham di Hari Jadi ke-78

” Kami utamakan rasa kopi dan pelayanan tapi yang lebih kuat daya tariknya ternyata tempat ini menjadi tempat mengenang perjalanan masa lalu mereka sehingga ngopi sambil nostalgia” tambah Nandra

Pria yang gigih dalam berbisnis ini menyakini Akhir-akhir ini, kopi seakan minuman wajib bagi kaum urban. Kopi yang awal mulanya hanya sebuah tren, sekarang berubah menjadi gaya hidup, budaya sajian ketika berkumpul atau ngariung. Hal ini menjadikan bisnis kedai kopi meningkat dan terlihat menjanjikan. Warung kopi mulai bermunculan di berbagai penjuru Indonesia termasuk Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Semula, beberapa kedai kopi didirikan sebagai tempat nongkrong yang santai dan cocok untuk berbincang-bincang. Namun bagi nandra trend ini sangat bagus karena lebih banyak teman malah semakin banyak kawan untuk berbagi cerita soal kopi.

” kompetitor itu sangat bagus karena akan menjadi tempat sharing untuk menyajikan kopi yang lebih baik lagi” terang Nandra

Nandara menambahkan sebuah kedai kopi harus mempunyai identitas agar tahu apa yang akan ditunjukkan dari kedai kopi tersebut. Misalnya, apakah kedai tersebut beridentitas milenial dengan tempatnya yang instagramable atau beridentitas klasik yang simpel. Dalam menentukan identitas ini, hal penting adalah bagaimana pengunjung merasa nyaman dan betah berlama-lama untuk sekadar duduk atau ngobrol. Apalagi, sekarang kedai kopi tidak hanya menjadi tempat ngopi. Lebih dari itu, banyak kegiatan yang digelar di sana. Mulai dari bedah buku, nonton bareng, hingga temu komunitas diadakan di beberapa kedai kopi. Bahkan, beberapa kedai kopi mengadakan live music beberapa kali dalam seminggu untuk menarik pengunjung. Namun di Kopiturasa menyajikan genre musik Tempoe Doeloe yang untuk mengenang kembali masa-masa mereka di tempat itu.

Baca Juga :  Menjelang MotoGP 2022, Pam Swakarsa Deklarasi Siap Ikut Jaga Kamtibmas

“Genre musik kami biasanya tergantung request namun kebanyakan lagu-lagu nostalgia” terang Nandra

Menurut salah satu maestro kopi Lombok Kuadru , trend ngopi hanyalah sebuah kecenderungan yang terulang karena kopi sudah ada sejak 1.000 tahun sebelum masehi. Munculnya kedai kopi karena orang-orang lebih memilih tempat yang santai untuk berkumpul.

“Yang membuat kedai kopi banyak bermunculan karena orang membutuhkan tempat yang santai untuk sekadar ngopi dan ngobrol,” katanya.

Kedepan bisnis kopi ini akan stabil dalam waktu yang lama seiring konsumsi komoditas ini oleh orang seluruh dunia. Nah, yang dibutuhkan untuk sebuah kedai kopi agar tetap bertahan adalah kreativitas pengelola kedai tersebut.
Budaya ngopi sudah menjadi tradisi turun temurun di sejumlah kalangan, termasuk bagi Suku Sasak yang tinggal di Pulau Lombok, jauh hari sebelum bermunculannya kedai kopi. Tradisi ini muncul dalam setiap kegiatan maupun acara.

Berita Terkait

Perumdam Tirta Ardiya Rinjani Lombok Tengah Tanam 200 Pohon di Wisata Selat Aik
TIm Judo Lotim Target Juara Umum Kapolda Cup
Kloter Pertama Jenaah Haji NTB Tiba Di Bandara Lombok
Pemkab Lombok Tengah Bahas Program Sekolah Rakyat dengan Kemensos
Jangan Lewatkan, Promo Super Sale 6.6 Resmi Dibuka untuk Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025
The Mandalika Hadirkan Atraksi Watersport di Kuta Beach Park
Lombok Tengah Terima Sapi Qurban dari Presiden dan Gubernur
Hari Lanjut Usia ke-29, Sentra Paramita Mataram Kemensos RI Salurkan 190 Juta Bagi Lansia di Lombok Tengah NTB

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 08:45 WIB

Perumdam Tirta Ardiya Rinjani Lombok Tengah Tanam 200 Pohon di Wisata Selat Aik

Sabtu, 14 Juni 2025 - 09:47 WIB

TIm Judo Lotim Target Juara Umum Kapolda Cup

Kamis, 12 Juni 2025 - 12:15 WIB

Kloter Pertama Jenaah Haji NTB Tiba Di Bandara Lombok

Kamis, 12 Juni 2025 - 09:21 WIB

Pemkab Lombok Tengah Bahas Program Sekolah Rakyat dengan Kemensos

Senin, 9 Juni 2025 - 23:36 WIB

Jangan Lewatkan, Promo Super Sale 6.6 Resmi Dibuka untuk Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025

Berita Terbaru

Lombok Tengah

TIm Judo Lotim Target Juara Umum Kapolda Cup

Sabtu, 14 Jun 2025 - 09:47 WIB

Lombok Tengah

Kloter Pertama Jenaah Haji NTB Tiba Di Bandara Lombok

Kamis, 12 Jun 2025 - 12:15 WIB

Oplus_0

Lombok Tengah

Pemkab Lombok Tengah Bahas Program Sekolah Rakyat dengan Kemensos

Kamis, 12 Jun 2025 - 09:21 WIB