Lombok Barat- Peningkatan aktivitas pariwisata dan ekonomi kreatif di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang salah satunya ditopang dengan penyelenggaraan banyak event dinilai tetap harus selaras dengan penguatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) khususnya di desa wisata sebagai penyangga kawasan salah satu dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) tersebut.
Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kemenparekraf/Baparekraf Florida Pardosi dalam kegiatan “Sosialisasi Sadar Wisata 5.0” mengatakan, penguatan kapasitas sumber daya manusia sangat penting dalam upaya menghadirkan pelayanan prima bagi wisatawan khususnya dalam mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
“Bagaimana mempersiapkan masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik di dalam penyelenggaraan pariwisata dan ekonomi kreatif. Sehingga masyarakat bisa berbuat sekaligus mendapatkan manfaat dari kegiatan pariwisata,” kata Florida Pardosi dalam kegiatan yang berlangsung di Desa Wisata Buwun Sejati, Lombok Barat, NTB, Rabu (7/6/2023).
Sebagai lokasi dari salah satu DPSP, perhatian pemerintah terhadap Mandalika dan NTB pada umumnya sangat besar. Mulai dari peningkatan infrastruktur hingga penyelenggaraan event dalam skala nasional maupun global. Beberapa di antaranya adalah MotoGP, MXGP, WSBK, dan lainnya. Semua program tersebut memberikan dampak turunan (multiplier effect) yang besar bagi masyarakat.
MotoGP misalnya memberikan dampak luar biasa terhadap sektor kuliner, transportasi, penginapan, hingga produk UMKM, dan lainnya. Berdasarkan data, MotoGP Mandalika pada tahun lalu memberikan nilai tambah ekonomi bagi ekonomi Indonesia sebesar Rp4,5 triliun.
Tingkat kepuasan pengunjung atas penyelenggaraan MotoGP dengan berbagai rangkaiannya sebesar 88 persen dan mereka menyatakan akan kembali pada event berikutnya yang direncanakan akhir tahun ini.
Florida menjelaskan, hal ini yang menjadi dasar Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 kembali dilaksanakan di Lombok yang kali ini menyasar 8 lokasi. Selain Desa Buwun Sejati, ada Desa Senggigi dan Desa Meninting di Lombok Barat. Di Lombok Timur ada Desa Sekaroh dan Desa Seriwe, Lombok Utara ada Desa Pemenang Barat dan Desa Menggala, serta di Mataram di Kelurahan Tanjung Karang.
Melalui program yang berlangsung selama dua hari pada 7-8 Juni 2023 itu, masyarakat diharapkan dapat menyiapkan desa wisata dalam menyambut wisatawan.
“Bagaimana kita bisa menjadi tuan rumah yang baik supaya wisatawan yang datang ke sini merasa puas, punya experience yang luar biasa karena di Lombok ini komplit. Ada laut, pegunungan, adventure, budaya, sports tourism. Apa yang kita miliki ini memang luar biasa sehingga harus kita jaga termasuk pelestariannya sehingga bisa memberikan manfaat buat kita semua,” kata Florida.
Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 sendiri menghadirkan narasumber dari akademisi juga praktisi di mana mereka akan memberikan deretan informasi terkait pentingnya pariwisata. Mulai dari nilai-nilai sapta pesona, pelayanan prima, serta standardisasi cleanliness, health, safety, serta enviromental sustainability (CHSE).
Selain itu juga pengelolaan homestay, perencanaan bisnis, serta manajemen konflik yang menyesuaikan dengan kebutuhan desa wisata masing-masing.
“Berbagai modul ini kami harap dapat dipelajari dengan baik. Kita berbuat sekarang dari kita untuk kita dan oleh kita agar desa wisata bisa mandiri, bisa memberdayakan dirinya untuk melakukan penyelenggaraan pariwisata sehingga ekosistem yang berada di desa wisata bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat M. Fajar Taufik menyambut baik dukungan Kemenparekraf/Baparekraf dalam penguatan sumber daya manusia khususnya di desa wisata. Desa wisata saat ini menjadi salah satu unggulan pihaknya dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Dengan program desa wisata, tingkat kunjungan wisatawan terus meningkat. Terutama di tiga desa yang berhasil meraih penghargaan ADWI, seperti Desa Buwun Sejati, ekonomi masyarakat terjadi peningkatan,” kata Fajar.
Ia pun berharap peserta sosialisasi menyerap materi yang disampaikan dengan sebaik mungkin.
“Ini tanggung jawab kita bersama. Kalau kita ingin hidup lebih sejahtera, ingin banyak wisatawan datang ke sini, seluruh masyarakat yang ada di Desa Buwun Sejati harus memahami dan sadar tentang bagaimana kita menjaga tamu-tamu atau wisatawan yang datang ke desa,” kata Fajar.
Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Diah Martini Paham di kesempatan terpisah mengatakan, tantangan pariwisata saat ini yang harus sepenuhnya dapat diwujudkan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif adalah tidak hanya peningkatan kunjungan wisatawan tapi juga kualitas kunjungan. Karena itu, kata Diah, sangat penting bagi masyarakat untuk mampu mengenali, mengembangkan, dan memasarkan potensi yang ada di daerahnya.
“Pelaku wisata diharapkan mampu meningkatkan kualitas kunjungan wisatawan dengan memperhatikan kebersihan dan kenyamanan selama kunjungan. Caranya adalah dengan memberi pelayanan prima sesuai dengan nilai Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan), memberikan pelayanan prima serta penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety dan Environmental Sustainability),” ucap Diah.
Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 sendiri menjadi tahap awal rangkaian Program Kampanye Sadar Wisata yang telah berlangsung di 65 Desa Wisata sejak tahun 2022 lalu di 6 Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) dan dilanjutkan dengan 90 Desa Wisata pada tahun 2023 yangberfokus pada manusia (people centered tourism) untuk mengembangkan dan memperkuat ekosistem pariwisata dengan dukungan penuh Bank Dunia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Kemenparekraf akan all out menumbuhkembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia yang maju, berdaya saing, berkelanjutan serta mengedepankan kearifan lokal yang ditopang dengan keberadaan SDM yang andal dan berdaya saing.
“Salah satunya melalui program Sosialisasi Sadar Wisata ini dalam menciptakan sumber daya manusia yang andal,” kata Menparekraf Sandiaga.
Terlebih target kinerja pariwisata dan ekonomi kreatif tahun ini meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu. Jumlah wisatawan mancanegara ditargetkan mencapai angka 8,5 juta dan pergerakan wisatawan nusantara sebesar 1,4 miliar. Target nilai devisa pariwisata tahun 2023 sebesar 2,07 miliar dolar AS pada batas bawah dan 5,95 miliar dolar AS pada batas atas.
Nilai kontribusi PDB pariwisata sebesar 4,1 persen, serta ekspor produk ekonomi kreatif diperkirakan menembus 26,46 miliar dolar AS atau Rp397,98 triliun. Untuk nilai tambah ekonomi kreatif ditargetkan mencapai Rp1.297 triliun.
Target kinerja yang meningkat dua kali lipat itu diharapkan memberikan dampak yang besar kepada masyarakat dengan keberadaan lapangan kerja sebesar 22,4 juta di sektor pariwisata dan 22,29 juta di sektor ekonomi kreatif.
“Peran dari keberadaan SDM tentu sangat vital. Dengan semangat adaptasi, inovasi dan kolaborasi, Kemenparekraf akan terus menghadirkan program pemberdayaan masyarakat dengan pandekatan re-skilling, up-skilling dan new-sklling,” kata Menparekraf Sandiaga.