Mi6 dan Publik Institut NTB Soroti Warige dan Jangger Sasak Mulai Terlupakan

- Jurnalis

Sabtu, 15 Mei 2021 - 01:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mataram – Budaya Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat, sangat beragam. Mulai dari seni tari, pewayangan, alat musik tradisional hingga sistem penanggalan atau kalender.

Namun, dari banyaknya budaya Sasak, cukup jarang yang mengulas literasi khusus kebudayaan Sasak maupun mempromosikan secara aktif jenis-jenis kesenian tradisional tersebut.

Ancaman kepunahan pun menjadi semakin nyata seiring perubahan zaman. Milenial semakin melupakan kebudayaan asal. Era teknologi menyeret khazanah Sasak tergerus di ambang pintu kepunahan.

Lembaga Kajian Sosial dan Politik, Mi6 dan Publik Institut NTB , menyoroti tanggalan Sasak Warige yang sudah hampir tidak dikenal. Padahal, sistem penanggalan leluhur tersebut cukup berjaya tempo dulu.

Sistem kalender Sasak Warige merupakan penanggalan yang berdasarkan pengamatan peredaran bintang. Identik dengan bintang pleiades atau dalam bahasa Sasak disebut Bintang Rowot.

Bintang Pleiades atau Gugus Kartika adalah sebuah gugus bintang terbuka di rasi bintang Taurus. Gugus bintang tersebut dapat dilihat dengan mata telanjang karena dekat dengan bumi.

Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto didampingi Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathulah, Dewan Pendiri Mi6, Hendra Kesumah dan Direktur Publik Institut NTB, Ahmad SH mengatakan Warige adalah penanggalan oleh masyarakat Sasak digunakan untuk menentukan hari baik dan buruk. Sehingga, untuk beraktivitas bertani, melaut maupun kegiatan kebudayaan dan keagamaan mengacu pada Warige.

“Warige itu menjadi rujukan oleh masyarakat Sasak dalam menentukan waktu yang baik atau waktu yang tidak baik,” ujar pria yang akrab disapa didu, Sabtu Dini Hari, 15 Mei 2021 di Mataram

Didu mengatakan dulunya setiap aktivitas masyarakat Sasak berpaku pada penanggalan Warige. Mulai dari bertani, melaut, acara budaya, acara hajatan atau yang berkaitan dengan keagamaan.

“Itu dulu. Tapi sekarang justru Warige mulai terlupakan. Bukan tidak mungkin beberapa tahun ke depan akan punah,” tuturnya.

Baca Juga :  Sambut 1 Muharam, Bupati Lombok Tengah Lepas10 Ribu Lebih Santri NU Pawai Ta'aruf

Sementara itu Sekretaris Mi6, Lalu Athari menambahkan, tanggalan Warige saat ini justru hanya digunakan pada acara Bau Nyale. Itu karena sudah banyak orang mulai lupa dan tidak mengetahui menggunakan Warige.

“Dari generasi ke generasi, kebudayaan Sasak mulai dilupakan. Warige salah satunya,” ujarnya.

NTB sebagai daerah pariwisata membutuhkan kesenian dan budaya sebagai bagian dari atraksi pariwisata. Untuk itu, campur tangan pemerintah diharapkan mampu mempertahankan budaya dan kesenian Sasak.

“Jika pemerintah hanya fokus pada pariwisata semata, tanpa merawat penunjang pariwisata yang menjadi bagian atraksi seperti seni dan budaya, itu sama aja bohong,” tandas Lalu Athari.

Jangger Sasak, Simbol Perlawanan Perempuan

Sementara itu baik Mi6 maupun Publik Institut NTB melihat Seni tari Jangger Sasak juga mulai terlupakan. Padahal, seni tari tersebut pada masanya selalu ramai digunakan saat acara hajatan baik pernikahan maupun sunatan.

Namun era saat ini, Jangger sudah mulai sepi peminat. Padahal, banyak nyawa bergantung hidup pada seni tari tersebut.

Direktur Publik Institut NTB, Ahmad SH menuturkan, saat ini generasi milenial yang tidak paham arti sesungguhnya Jangger. Banyak orang yang hanya melihat Jangger adalah sebuah hiburan erotis yang menampilkan perempuan dengan lekuk tubuh seksi menari di hadapan banyak pria.

“Padahal tarian Jangger Sasak ini memiliki filosofis yang justru sebagai bukti perempuan Sasak mempertahankan kehormatan mereka,” tambahnya.

Setiap gerakan Jangger memiliki filosofis yang menandakan perjuangan perempuan menjaga kehormatannya.

Biasanya, saat perempuan menari, akan datang seorang laki-laki yang ikut menari. Terkadang tangan nakal lelaki itu berusaha menjamah tubuh si penari perempuan. Dari sanalah Jangger akan mengeluarkan gerak tari mempertahankan kehormatannya. Dia memiliki gerakan menangkis tangan nakal lelaki.

Baca Juga :  Membentuk Remaja Yang Handal Dan Berkualitas, Babinsa Teruwai Beri Pelatihan Volly Ball

Baju penari juga cukup tebal untuk melindungi dirinya. Sementara di kepala si penari terdapat perhiasan yang berbentuk tajam, yang akan mengarahkan kepada si penyawer pria saat posisi si Jangger tertekan.

Gerakan Jangger seperti silat yang bersiap menangkis serangan. Di tangannya juga memiliki kipas yang akan menghalau penyawer nakal.

“Bahkan, gerakan kaki si penari berbentuk kuda-kuda dalam posisi siap siaga. Itu semua memiliki filosofis bentuk perlawanan perempuan menjaga kehormatan,” tambah Dewan Pendiri Mi6, Hendra Kesumah.

Mi6 menyadari seni tari Jangger sudah mulai memasuki fase kepunahan. Itu karena peran pemerintah dinilai masih minim untuk terus mempertahankan budaya-budaya Sasak ini.

“Pemerintah kadang lupa, era modern yang membawa banyak teknologi dan industrialisasi, konsekuensinya tentu ada yang akan terlupakan. Yaitu seni-budaya tradisional kita. Itu juga akan tenggelam bersama kemajuan zaman jika tak terurus,” urai Hendra Kesumah.

Terkait adanya perubahan penari yang kerapkali berpenampilan seksi dalam seni tari tradisional maupun kontemporer Sasak, Ahmad SH melihat itu hanya soal kedewasaan masyarakat dalam menikmati seni.

“Tidak perlu dikaitkan dengan religi. Seni itu murni ekspresi, bicara soal estetika. Religi itu ranah etik, sementara seni ranah estetik dan tidak berurusan dengan moral,” jelasnya.

Kesenian memang bukan kitab suci yang akan kekal sepanjang masa. Sudah menjadi hukum alam bahwa seni punya hak untuk lahir, berkembang dan mati. Namun, menjadi kewajiban kehadiran pemerintah untuk mempertahankan seni dan budaya tetap terus hidup.

“Jadi jangan hanya dibuat mabuk dengan modernisasi dan industrialisasi, tapi seni budaya sendiri dilakukan. Itu ibarat anak kota yang tak tahu kampung asal jika seni dan budaya dilupakan,” Pungkas Ahmad SH yang juga aktivis Lingkungan dan mantan pengurus teras di Walhi Nasional Jakarta.

Berita Terkait

Import Audi R8 spec balap ke Pertamina Mandalika International Circuit, BEA masuknya ditangguhkan
Deretan Highlight Event Februari 2025 di Pertamina Mandalika International Circuit
Okupansi dan Kunjungan Wisatawan di Kawasan ITDC Tahun 2024 Capai Rekor Tertinggi
Klinik Pratama Poltekpar Lombok Raih Akreditasi Paripurna Dari Kemenkes RI, Hari Ini Gelar Donor Darah
Harga Cabai Meroket, Wabup Loteng Sidak Ke Pasar Renteng
Sidang Paripurna, DPRD Lombok Tengah Usulan Pemberhentian dan Penetapan Bupati-Wakil Bupati
Bupati Pathul Hadiri Pelatihan Digitalisasi dan Bimbingan Teknik Pengelolaan Keuangan Daerah Berbasis SIPD RI
Penandatanganan LUDA LOT ACTA-1, The Mandalika Destinasi Pilihan Investor Domestik dan Internasional

Berita Terkait

Rabu, 5 Februari 2025 - 15:36 WIB

Import Audi R8 spec balap ke Pertamina Mandalika International Circuit, BEA masuknya ditangguhkan

Rabu, 5 Februari 2025 - 15:34 WIB

Deretan Highlight Event Februari 2025 di Pertamina Mandalika International Circuit

Selasa, 21 Januari 2025 - 11:15 WIB

Okupansi dan Kunjungan Wisatawan di Kawasan ITDC Tahun 2024 Capai Rekor Tertinggi

Jumat, 17 Januari 2025 - 17:34 WIB

Klinik Pratama Poltekpar Lombok Raih Akreditasi Paripurna Dari Kemenkes RI, Hari Ini Gelar Donor Darah

Rabu, 15 Januari 2025 - 11:12 WIB

Sidang Paripurna, DPRD Lombok Tengah Usulan Pemberhentian dan Penetapan Bupati-Wakil Bupati

Berita Terbaru

Tak Berkategori

Lombok Tengah Matangkan Persiapan Menuju STQH ke-XXVIII NTB

Senin, 20 Jan 2025 - 10:14 WIB