Lombok Barat-Warga petani bunga di desa Banyumulek Kediri Lombok Barat tolak keras adanya informasi tentang salah satu anggota DPRD beserta timnya melakukan pengambilan paksa terhadap kendaraan roda tiga yang telah di berikan melalui pokok-pokok pikir (pokir) anggota DPRD karena kendaraan tersebut semenjak di serahkan oleh dinas pertanian setempat berada dimasyarakat.
Perwakilan kelompok petani bunga desa Banyumulek Kediri Lombok barat angkat suara soal informasi yang beredar ditengah masyarakat tentang adanya salah satu anggota dprd dapil Kediri-Labuapi yang mengambil kembali roda tiga yang diberikan oleh DPRD tersebut melalui dana pokir yang di salurkan melalui dinas pertanian dan Dinas Sosial, pasalnya roda tiga tersebut selalu di gunakan oleh masyarakat kelompok petani bunga dan semua masyarakat roda tiga tersebut tidak pernah berpindah tangan kepada siapapun karena roda tiga tersebut nyatanya sangat di butuhkan untuk kepentingan petani bunga di wilayah trsebut.
“Apa yang dirampas kan semuanya ada di masyarakat digunakan oleh masyarakat” terang munahir
munahir juga menuturkan jika warga meminta supaya roda tiga tersebut jangan sampai digunakan hanya oleh ketua kelompok tani saja tapi harus di pergunakan untuk semua warga petani yang ada di desa Banyumulek.
Namun ketua kelompok tani tersebut hanya ingin digunakan untuk pribadinya sehingga mobil roda tiga tersebut di kembalikan ke dinas pertanian setempat.
” Ketua kelompon tani ini kan mau menggunakan sendiri kendaraan roda tiga itu bukan untuk semua warga” sebut Munahir
Sebelumnya di ramai diisukan salah satu anggota DPRD dapil Kediri-Labuapi mengambil lagi bantuan yang telah di berikan kepada kelompok petani bunga hingga persoalan ini berujung laporan kepada salah satu kerabat anggota DPRD Lombok Barat tersebut, sementara ketua kelompok tani tersebut merupakan lawan politik dari anggota DPRD setempat sehingga sarat unsur kepentingan politik.
Muniri menyebutkan jika pihak Anggota DPRD T-A itu telah mengambil paksa kendaraan roda tiga itu dari para petani bunga tapi padahal sudah diserahkan dinas pertanian kepada petani.
” Kami yang membuat proposal diminta oleh PL (penyuluh Lapangan) lalu mendapatkan kendaraan tersebut” Terang Muniri seperti yang dilangsir dari Media Lokal setempat
Namun kenyataannya dilapangan semua kendaraan itu ada di para petani bunga dan sedang digunakan oleh petani bunga, sementara satu unitnnya masih di dinas pertanian menunggu untuk kembali diserahkan kepada petani setelah selesai administrasingnya.
Sementara itu Kepala dinas pertanian H Muhur yang coba di hubungi tidak bisa menemui awak media karena alasan yang kurang jelas, media ini juga mencoba menghubungi via chat wa namun sama tidak di tanggapi. (Zx)