Lombok Tengah – PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Airport di kabupaten lombok tengah mencatat kerugian paling tinggi sampi 66 milyar selama tahun 2020, kerugian ini yang di akibatkan pandemi covid-19.
“Semenjak pandemi ini Kami mencatat rugi bersih selama tahun 2020 sebesar Rp66 miliar. Dan ini sangat jauh daripada yang diharapkan sejak sebelum Covid-19,”hal tersebut di uangkapkan Genaral Manager Angkasa Pura I Bandara Lombok Nugroho Jati, selasa 19/01/2021.
Nugroho Jati menyatakan Kerugian bandara lombok ini ketika di umumkan pertama kali pandemi covid-19 2020, langsung terjadi penurunan bahkan tidak ada pergerakan penumpang kecuali barang untuk dukungan logistik alat-alat kesehatan.
“Selama Bulan Mei itu mulai terjadi penurun, bahkan pada bulan mei 2020 tidak ada pergerakan sama sekali,”ungkapnya.
Lebih lanjut Nogroho Jati meyatakan,Pada bulan Juni awal itu sudah mulai ada pergerakan perlahan-lahan mulai mengalami pertumbuhan namun pertumbuhannya juga belum cukup signifikan. Dibandingkan saat kondisi normal sebelum gempa 2018.
“Perbandingannya adalah di tahun 2019 50% pertumbuhan di pasca gempa, untuk 2020 selama pandemi covid-19 kita hanya mampu produksi 20%,”Terangnya.
Semntara Untuk mengurangi anggaran oprasional sudah di lakukan seperti melaksanaka penghematan biaya variabel yang bisa di kendalikan sepeti air dan listrik sesuai dengan kebijakan perusahan.
“Untuk biaya pengurangan biayaya tetap, sulit dilakukan karna tujuan utama dari biaya tetap tekait Keselamatan Penerbangan, keamanan penerbangan, dan pelayanan penerbangan,”ucapnya.
Untuk tahun 2021 ini belum ada arahan dari Angkasa Pura pusat untuk menambal kerugian karena masih awal tahun. Tapi kondisi kerugian ini diperkirakan masih berlangsung hingga waktu yang belum ditentukan.
Pihaknya berharap bahwa program vaksinasi dari pemerintah itu bisa dapat disegerakan khusus untuk destinasi-destinasi super proritas.
“Untuk destinasi super proritas untuk lebih di proritaskan untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi,”terangnya.(red)